
Kebakaran Kios di Lakahang: Duka, Trauma, dan Pengharapan dalam Kristus
Lakahang, Tabulahan – Mamasa
Minggu sore, 24 Agustus 2025, menjadi hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh keluarga Elias, seorang anggota Jemaat Mentari Lakahang, GPIT. Kios sederhana yang baru ia rintis, ludes dilalap api hanya dalam hitungan jam.
Kronologi Kejadian
Pada sore itu, keluarga Elias tengah bersiap mengikuti ibadah persekutuan jemaat. Seperti biasanya, Elias membuka kiosnya lebih dahulu sebelum berangkat ibadah. Ia mempercayakan penjagaan kios kepada anaknya, Willy (10 tahun), sambil berharap usaha kecilnya tetap berjalan walau ia menghadiri ibadah.Namun, tanpa diduga, sebuah kelalaian kecil berubah menjadi musibah besar. Saat Willy mengisi bensin botolan, seorang temannya yang masih berusia 8 tahun bermain api di dekatnya. Plastik yang dibakar temannya tanpa sengaja dicelupkan ke dalam botol bensin yang sedang diisi. Seketika api menyambar, botol terjatuh, dan bensin yang tumpah memperbesar nyala api. (menurut keterangan Willy)
Panik melanda. Willy berlari keluar kios sambil berteriak meminta pertolongan, sementara temannya sempat terjebak di dalam rumah hingga mengalami luka bakar pada kakinya. Sayangnya, banyak tetangga juga sedang menghadiri ibadah persekutuan sehingga tidak ada orang yang segera menolong. Api pun semakin membesar, terlebih karena masih ada beberapa jerigen bensin penuh di dalam kios. Sekitar pukul 19.00 WITA, barulah api bisa dipadamkan setelah melalap habis kios dan isinya.
Usaha yang Baru Seumur Jagung
Kerugian dan Trauma
Elias, pemilik kios, harus merelakan habisnya hasil kerja keras dan modal pinjaman yang baru saja ia jalankan.
Willy, sang anak, kini mengalami trauma mendalam. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana api mulai menyala, jerigen bensin meledak, dan kios yang dijaganya musnah di depan mata.
Pelajaran Berharga
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kecelakaan bisa datang kapan saja, bahkan dari hal-hal kecil yang tampak sepele. Kita diingatkan untuk lebih waspada terhadap bahaya api, terlebih jika menyangkut bahan bakar dan anak-anak. Lebih jauh lagi, peristiwa ini juga mengajarkan kita pentingnya menopang satu sama lain dalam penderitaan.
Refleksi Iman
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19)
Kebakaran ini mengingatkan kita bahwa harta duniawi dapat musnah dalam sekejap, tetapi iman, pengharapan, dan kasih dalam Kristus adalah harta yang tidak bisa dirampas. Sebagai tubuh Kristus, jemaat dan masyarakat terpanggil untuk saling menguatkan, menopang keluarga yang berduka, dan memberi penghiburan khususnya kepada anak-anak yang mengalami trauma.



0 Comments